Kamera Belakang Kelak Jadi Standar
Fitur kamera belakang sudah banyak ditawarkan di mobil-mobil menengah ke atas di Indonesia. Fitur ini terdiri dari kamera mungil yang diameter tidak lebih dari besar dari uang koin yang ditanam di bumper belakang. Citra yang terekam dikirim melalui jaringan kabel ke layar monitor yang tertanam di dashboard. Dengan demikian pengemudi bisa memeriksa kondisi belakang yang tidak terlihat dari spion. Fitur ini aktif saat tuas transmisi diposisi mundur.
Ada kisah tragis dibalik hadirnya kamera ini. Terjadi pada Sabtu Malam 19 Oktober 2002, ketika Dokter Anak Greg Gulbransen melangkah keluar rumahnya untuk memindahkan mobilnya ke garasi. Tanpa diketahui, anaknya Cameron yang baru berusia dua tahun membuntutinya. Saat Gulbransen memundurkan SUV-nya, dia merasa menambrak dan melindas sesuatu. Ketika diperiksa, dia sudah melindas anaknya sendiri. Cameron tewas.
Peristiwa itu melahirkan Undang-Undang Cameron Gulbransen Kids Transportation Safety Act of 2007. Salah satu amanat undang-undang itu adalah mewajibkan setiap mobil yang dipasarkan di Amerika Serikat di lengkapi dengan kamera belakang, sehingga pengemudi bisa memerika kondisi dibelakang mobil yang tidak terpantau lewat spion. Batas waktunya adalah 2018.
Di Amerika Serikat setiap tahun sekitar 15.000 orang cidera akibat kecelakaan semacam itu. Dimana sekitar 200 orang diantaranya tewas. Dari jumlah itu 30% diantaranya balita. Begitu tingginya korban kecelakaan jenis sampai punya nama sendiri, the bye-bye syndrome.
Meskipun sudah banyak diaplikasikan, namun belum panduan tentang operasionalnya. Ada yang sekedar menyorot bagian belakang saja. Ada yang dilengkapi dengan garis bantu pada layar monitor. Peletakan kamera juga menentukan sudut dan luas area yang terpantau. National Highway Transportation Safety Administration (NHTSA) mengharuskan area yang terpantau dibelakang mobil sedikitnya 3 x 6 m2. Aturan mereka juga mengharuskan kondisi belakang mobil harus bisa ditampilkan di layar monitor paling lama 2 detik setelah tuas transmisi di geser ke posisi mundur.
Kamera belakang tidak membutuhkan banyak perawatan. Cukup bersihkan lensa secara berkala, terutama setelah hujan. Agar kotoran yang menempel pada lensa tidak menutupi area.
Meskipun kamera belakang membantu mencegah kecelakaan, tidak disarankan mengantungkan sepenuhnya pada sistem ini. Pengemudi tetap harus memeriksa situasi mobil dengan menggunakan ketiga spion.
Label:
artikel toyota